Menemukan Diri dalam Tulisan

May 13, 2020 0 Comments A+ a-



Sejak kecil, aku punya banyak mimpi. Aku pernah ingin menjadi pelukis yang bisa menggambar keindahan dunia, astronot yang bisa pergi ke bulan, pendongeng yang bisa bercerita dengan penuh ketulusan, dan banyak profesi lain yang menurutku menyenangkan.

Namun, semakin dewasa, semakin aku merasa bingung. Dari sekian banyak hal yang kusukai, mana yang benar-benar aku inginkan? Tujuan apa yang sebenarnya ingin kucapai?

Lalu aku menyadari sesuatu—semua impianku di masa kecil terasa asing bagi orang lain. Terlalu berbeda. Terlalu aneh. Terlalu konyol. Bukan sesuatu yang dianggap "baik" atau "menjanjikan" oleh kebanyakan orang.

Aku pun mulai merombak impianku. Berusaha menyesuaikan diri, mengikuti arus, mengejar impian yang "wajar" seperti orang lain. Tapi, alih-alih menemukan tujuan, aku malah merasa tersesat. Seperti memakai topeng yang semakin lama semakin berat.

Aku tidak mengerti. Kenapa hidup terasa begitu diatur? Seakan-akan ada aturan tak tertulis tentang bagaimana seharusnya kita bermimpi. Seakan-akan dunia ini hanya hitam dan putih—benar atau salah, baik atau buruk.

Tapi perlahan, aku mulai sadar.

Bukan karena aku tidak punya impian. Bukan karena aku tidak tahu apa yang aku inginkan. Tapi karena aku tidak percaya diri menjadi diriku sendiri. Aku tidak menerima diriku apa adanya. Seakan lupa bahwa setiap orang itu unik, dan perbedaan adalah hal yang luar biasa.

Kini, aku mulai belajar untuk berdamai dengan diri sendiri. Mencoba menjalani hidup sesuai dengan apa yang benar-benar kusukai dan bisa kulakukan. Orang-orang menyebutnya passion.

Dan bagiku, passion itu adalah menulis.

Karena dengan menulis, aku bisa mengingat. Dan sejatinya, manusia bisa menua dan lupa. Tapi tulisan akan selalu terkenang selamanya.


When Life Gives you Tangerines

Hidup tidak selalu memberiku jeruk manis. Kadang, ia memberiku tangerine—masam namun segar, kecil tapi menyisakan rasa. Bukan rasa yang meny...