Rahasia, Janji, dan Kenyataan

August 23, 2018 0 Comments A+ a-


Dunia ini penuh dengan rahasia. Setiap orang, bahkan aku dan kamu, menyimpan rahasia dalam hati, yang hanya kita sendiri yang tahu. Ada begitu banyak rahasia yang tersembunyi, mungkin jutaan, miliaran. Dunia ini pun penuh misteri, tidak selalu seperti yang terlihat di permukaan.

Begitu juga denganmu. Katamu, kamu adalah orang yang sederhana, tidak neko-neko, apa adanya. Namun, aku merasa sebaliknya. Kamu adalah salah satu makhluk paling misterius yang pernah kutemui. Terlalu tertutup, membingungkan, dan seringkali sulit untuk dipahami.

Seperti sore itu. Kamu berjanji akan bertemu denganku lagi di taman, tempat biasa kita berbicara tentang segala hal yang menurutmu adalah rahasia. Aku merasa senang, bahkan sampai datang lebih awal hanya untuk memastikan aku yang menunggu. Aku tahu kamu tidak suka menunggu.

Namun, kali ini kamu benar—menunggu memang membosankan. Tapi itu jauh lebih menyakitkan ketika yang kita tunggu tak kunjung datang. Hari semakin gelap, malam mulai tiba, namun kamu tetap tidak muncul. Aku mulai berpikir, mungkin kamu berbohong lagi, seperti yang sudah sering kamu lakukan. Kamu mengingkari janji yang pernah kamu buat, dan aku kecewa.

Aku mulai meragukan diriku sendiri, apakah aku terlalu berharap? Terlalu naïf? Kamu begitu abstrak, sulit untuk dimengerti, dan aku lelah menerka-nerka. Aku hanya merasa kecewa. Itu saja. Kecewa dengan janji-janjimu yang selalu tidak ditepati.

Sejak saat itu, aku tidak ingin bertemu denganmu lagi. Untuk apa? Untuk kembali dibohongi dengan janji-janji yang tidak pernah ditepati? Atau hanya sekadar makan es krim di taman? Aku sudah bukan anak kecil lagi yang bisa terlena dengan hal-hal sederhana seperti itu. Aku sudah beranjak dewasa, usia 19 tahun. Aku terlalu tua untuk terus menunggu hal yang tidak pasti.

Namun, sekarang aku tersadar. Sesuatu yang kutunggu tak kunjung datang, dan aku tidak ingin terus mengelak. Mungkin kamu lupa. Atau mungkin pura-pura lupa. Tapi sudah cukup. Untuk apa lagi aku menunggu?

When Life Gives you Tangerines

Hidup tidak selalu memberiku jeruk manis. Kadang, ia memberiku tangerine—masam namun segar, kecil tapi menyisakan rasa. Bukan rasa yang meny...